Ilmu yang tinggi tanpa moralitas hanya akan melahirkan intelektual yang berbahaya
Dari sejak pertama kali saya menginjakan kaki di kampus, saya menyadari sebuah kenyataan yang sangat menyakitkan. isu pelecahan, diskriminasi dan ketidak adilan seakan tidak pernah berhenti! tempat yang seharusnya menjadi ruang aman dan tempat berkumpulnya orang-orang berintelektual, justru menjadi ruang yang tidak aman bagi banyak mahasiswa.
Kampus adalah tempat mencari ilmu, mengasah logika, skill dan mengembahkan pemikiran kritis. Namun, apa artinya ilmu jika tanpa di barengi dengan moralitas yang kuat? saya percaya bahwa ilmu yang kuat tanpa di barengi moralitas hanya akan melahirkan intelektul yang berbahaya!!
Apa yang saya maksud dengan "intelektual yang berbahaya" adalah orang-orang yang menggunakan kecerdasan mereka bukan untuk membangun kebaikan melaikan untuk membudayakan ketidak adilan, menindas yang lemah dan mebungkam suara-suara kebenaran.
Sayangnya di banyak kampus sudah banyak kita saksikan bagaimana dosen dan pihak yang berkuasa yang memiliki gelar tinggi justru menjadi pelaku pelecehan dan menyalagunakan kekuasaan. Mereka seharusnya mejadi panutan bukan ancaman bagi mahasiswa.
ini bukan sekedar masalah individu, tapi masalah sistematik. Sistem kampus yang masih belum memberikan ruang aman untuk bagi korban yang melapor, tidak adanya mekanisme yang jelas dalam menindak lanjuti pelaku, serta minimnya edukasi moral di lingkungan kampus. sistem ini harus di ubah agar kampus kembali menjadi tempat yang menghargai ilmu dan moral secara seimbang.
Kampus harus menjadi ruang dimana ilmu di pelahari dan karakter di bangun. Tanpa moralitas ilmu hanyalah alat yang bisa di salahgunakan. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa dan bagian dari komunitas kampus kita punya tanggung jawab dalam memperjuangkan ruang aman untuk menuntut hak di dalam kampus!
Mari kita bersama sama bangkit! suara kita harus di dengar karna perubahan tidak akan datang dari generasi yang hanya tinggal diam! kita dan akan terlihat dengan keberanian dalam bersuara dan bertindak!
penulis: Sri Wahyu Nengsi
Komentar
Posting Komentar